Minggu, 13 Januari 2019

Disebut Layak Jadi Presiden Bank Dunia, Bagaimana Peluang Sri Mulyani?


Infokabaronline.blogspot.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani disebut-sebut sebagai kandidat yang kuat dan dihormati untuk menjadi Presiden Bank Dunia menggantikan presiden sebelumnya yang mengundurkan diri, Jim Yong Kim. Untuk bisa menduduki jabatan tersebut, bekas Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mesti melewati serangkaian prosedur, mulai dari seleksi, wawancara, hingga pemilihan oleh Dewan Direktur Eksekutif Bank Dunia.

"Dengan semua prestasinya, saya kira SMI (Sri Mulyani Indrawati) memenuhi persyaratan," ujar Ekonom Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah kepada Tempo, Sabtu, 12 Januari 2019. Belum lagi, Sri Mulyani juga pernah menjabat Direktur Eksekutif Bank Dunia, sehingga ia yakin para direktur eksekutif dari kelompok negara berkembang akan menjadi pendukung Menteri Keuangan Terbaik Dunia 2019 versi The Banker itu.

Presiden Bank Dunia dipilih oleh Dewan Direktur Eksekutif yang berisi 24 orang dan merupakan representasi pemegang saham. Lima pemegang saham terbesar Bank Dunia antara lain adalah Prancis, Jerman, Jepang Inggris, dan Amerika Serikat. Masing-masing pemegang saham terbesar akan menunjuk satu direktur eksekutif.

Sementara, pemegang saham lainnya, yaitu seluruh negara-negara anggota di luar lima pemegang saham terbesar akan diwakili oleh 19 direktur eksekutif. "Jadi satu direktur eksekutif akan mewakili beberapa negara dan dipilih setiap dua tahun," kata Piter. Presiden Bank Dunia nantinya adalah Ketua Dewan Direktur Eksekutif dan presiden dari lima organisasi yang saling terkait yang membentuk Grup Bank Dunia.

Namun, Piter merasa jalan Sri Mulyani mencapai posisi tersebut tidak bakal begitu mulus. Pasalnya kepentingan dan campur tangan negara besar, khususnya Amerika Serikat bisa menjadi penghalang utama. Ia menyebut selama ini Bank Dunia identik dengan kepentingan negara besar terutama AS. "Makanya, kecil kemungkinan SMI terpilih, tapi saya kira masuk sebagai salah satu kandidat saja sudah sangat bagus."

Senada dengan Piter, Guru Besar Ekonomi Universitas Gadjah Mada A Tony Prasetiantono menilai peluang Sri Mulyani menduduki posisi prestisius itu cukup baik mengingat prestasinya selama menjadi Menteri Keuangan Indonesia. Apalagi, saat ini International Monatery Fund juga tengah dipimpin oleh seorang wanita, Christine Lagarde.

Hanya saja, Tony juga sangsi kursi panas bos Bank Dunia itu bisa diduduki oleh non warga negara Amerika Serikat. "Bos Bank Dunia biasanya 'jatah' untuk AS, seperti bos IMF juga 'jatah' untuk Eropa, khususnya Prancis," kata Tony. "Meski, secara kompetensi, Bu SMI sangat tepat menggantikan Jim Yong Kim."

Sebelumnya Official Monetary and Financial Institutions Forum atau OMFIF, sebuah lembaga think tank yang berbasis di London, Inggris, menilai Sri Mulyani layak untuk menjadi presiden baru Bank Dunia menggantikan Jim Yong Kim. "Inilah waktu untuk sebuah perubahan," kata Mark Sobel, US Chairman OMFIF. "Orang luar Amerika harus memimpin Bank Dunia," begitu Mark menulis artikel di laman resmi OMFIF.

Mark menyebutnya sebagai perubahan karena sejak didirikan pasca perang dunia kedua 1945, Bank Dunia selalu dipimpin warga Amerika. Kim juga berkewarganegaraan ganda yaitu Korea Selatan dan Amerika. Ini sebenarnya wajar karena negara-negara maju mendominasi ekonomi global pasca perang.
Kepergian Kim dinilai menjadi kesempatan yang tepat untuk mengubah situasi ini. Jika seandainya negara-negara berkembang ingin mengubah tradisi ini, maka Mark menilai mereka harus segera menemukan kandidat pengganti Kim.

Selain Sri, Mark juga menyebut nama mantan Menteri Keuangan Nigeria yaitu Ngozi Okonjo-Iweala. Sri dan Ngozi sama-sama merupakan bekas direktur pelaksana Bank Dunia, posisi di bawah presiden.
Walau begitu, Mark menyebut bahwa Presiden Amerika Serikat kemungkinan akan berupaya agar Presiden Bank Dunia tetap dipegang oleh warga negaranya.