Selasa, 08 Januari 2019

Sri Mulyani Buka-bukaan soal Jokowi Tuntaskan Infrastruktur Rezim Lalu


Infokabaronline.blogspot.com - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan, berbagai program infrastruktur yang telah dijalankan Presiden Joko Widodo selama empat tahun untuk meneruskan berbagai kebijakan infrastruktur pemerintahan sebelumnya.

Dia menjelaskan, dari segi pembangunan infrastruktur yang berkaitan dengan program konektivitas antarwilayah Indonesia, sebetulnya sudah dikonsepkan di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Namun kemudian, ditegaskannya, Presiden Joko Widodo melanjutkan hingga pembangunan rampung.

"Sebetulnya waktu zaman Pak SBY kita sudah punya blue print konektivitas. Dan apa yang dilakukan Pak Jokowi sebetulnya meneruskan agar bisa menyelesaikan. Mengakselerasi  daerah-daerah yang sifatnya strategis, seperti perbatasan," kata Sri Mulyani dalam diskusi bertajuk Outlook Perekonomian Indonesia, di Jakarta, Selasa, 8 Januari 2018.

Dia pun menegaskan, hal yang dilakukan pemerintah selama ini untuk menggenjot penyelesaian berbagai program infrastruktur semata demi mengejar gap atau jurang perbedaan antara Indonesia dengan negara-negara tetangga lainnya.
Menurutnya, gap pembangunan infrastruktur Indonesia khususnya dengan negara ASEAN seperti Malayasia, Thailand, maupun Singapura sangat jauh berbeda. Hal itu yang menyebabkan daya saing Indonesia jauh tertinggal dibandingkan negara-negara itu.
"Yang sudah dilakukan selama empat tahun dan akan berjalan ke lima tahun ini adalah infrastruktur mengejar ketertinggalan infrastruktur gap kita. Dibandingkan ASEAN saja kita mungkin masih harus mengejar, terutama ASEAN-5," ungkapnya.

"Anda semua pasti sering pergi ke Singapura, Thailand, ke Malaysia, pasti langsung ngomongnya wah kita kalah. Kalau anda pergi ke Bangkok sekarang mereka membuat central station yang hampir lebih besar dari New York barang kali,"  Sri Mulyani menambahkan
Menteri Keuangan berharap agar pengerjaan infrastruktur selama ini jangan hanya dikritik tanpa adanya objektivitas.

"Jadi kalau kita mau mengatakan Indonesia sekarang baru membuat MRT dan kita sudah ribut infrastruktur terus, ya mungkin agak melihat perbandingannyalah di sekitar kita. Tapi kalau ketinggalan kita merasa kok kita ketinggalan," ujarnya.